Jumat, 24 Juli 2009

planet bumi

Pengelolaan Air Menjadi Masalah Dunia

Pada 22 Maret lalu, dunia memperingati Hari Air Sedunia (The World Water Day). Hari Air Sedunia (HAS) dideklarasikan pada 22 Maret 1992 dalam United Nations Conference on Environment and Development (UNCED) yang diselenggarakan di Rio de Janeiro, dikenal sebagai Earth Summit. Sejak 1993 HAS secara rutin diperingati oleh negara-negara anggota PBB dengan mengambil tema khusus.

Pada 2009 ini tema yang ditetapkan adalah transboundary water cooperation (Kerjasama Pengelolaan Air Lintas Batas), dengan slogan: shared waters, shared opportunities (Berbagi Air, Berbagi Kesempatan). Setahun lalu, tema yang diangkat mengenai sanitasi, dan ditetapkan sebagai Tahun Sanitasi Internasional. Baca selebihnya »

Tabrakan Satelit dan Sampah Antariksa

Inilah peristiwa yang pertama kali terjadi dalam sejarah teknologi ruang angkasa, tabrakan dua satelit di ketinggian 790 km!

Diberitakan pada tengah malam 10 Februari lalu, satelit komunikasi Iridium 33 dengan berat 560 kg milik Amerika Serikat yang melayani telepon satelit menabrak satelit yang sudah tidak terpakai milik Rusia, Cosmos 2251 dengan berat 900 kg. Versi lain menyebutkan bahwa satelit Rusia-lah penyebab tabrakan. Dikarenakan, Cosmos 2251 yang diluncurkan pada 1993, hanyalah seonggok besi tanpa “tuan” yang bergerak tanpa kendali, menabrak apa saja di depannya, termasuk Iridium 33 . Setelahnya, ribuan keping satelit terbentuk, dan menyebar, menambah jumlah sampah di orbit Bumi. Baca selebihnya »

Rokok, Kemiskinan dan Ruang Dialog

Fatwa Haram Majelis Ulama Indonesia terhadap penggunaan rokok mendapat tanggapan beragam dari masyarakat dan ulama, antara pro dan kontra. Pemerintah sendiri (seperti pemda Kabupaten Bondowoso ) menghimbau supaya MUI lebih berpikir panjang dan komprehensif dalam memutuskan fatwa haram rokok tersebut, meskipun fatwa haram tersebut untuk ibu hami, anak-anak dan aktifitas merokok di tempat umum. Di Jawa Timur sendiri, sikap NU terbagi dalam 2 kelompok, mendukung dan menolak. Kak Seto dari Komnas Anak mendukung fatwa ini.(Surya, 26/1) Baca selebihnya »

Mercalli Menentukan Kekuatan Gempa secara Kualitatif

Bila terjadi gempa bagaimana cara kita menentukan kekuatannya bila tidak ada alat ukur atau pencatat gempa seperti seismograf ? Pengamatan kita-lah yang menjadi ukuran besarnya gempa. Pengamatan kualitatif bersifat subyektif ini didasarkan pada tingkat kerusakan akibat gempa terhadap lingkungan sekitar pusat gempa di permukaan Bumi (Episentrum). Baca selebihnya »

Akhir Riwayat Bintang

Bintang yang terbentuk di sekitar black hole

Bintang yang terbentuk di sekitar black hole

Lama….tidak menulis. :D

Pandanglah langit malam. Di antara ribuan kerlip bintang yang terlihat ternyata memiliki banyak ragam warna, biru, merah, putih, dan kuning. Dibandingkan usia manusia yang pendek, batas usia bintang sangatlah lama, dalam orde milyaran tahun. Berbeda dengan perkembangan manusia dari mulai bayi yaitu beranjak remaja, dewasa, tua dan mati. Akhir riwayat bintang ternyata berbeda-beda. Apa saja yah….. Baca selebihnya »

Semua Serba Terlambat dan (Ternyata) Saling Berhubungan

Dimuat di harian Surya 26 Desember 2009 “Kegelisahan” yang ingin disampaikan disini adalah bahwa ternyata antara ranah metafisika dan fisika memiliki kemungkinan untuk “bertemu”.

Kelahiran Yesus Kristus lebih dari 2008 tahun lampau ditandai dengan keberadaan bintang Bethlehem.Muncul berbagai versi “apa sebenarnya” bintang Bethlehem itu ?. Seperti tertulis dalam Injil Matius 2 : 1-2, bintang Bethlehem terbit di ufuk timur telah diamati dan ditafsirkan oleh orang Majusi,yang mendiami wilayah timur Yerussalem, sesuai dengan astrologi waktu itu. Baca selebihnya »

Tidak Semua Cahaya tiba di permukaan Bumi

Satu-satunya penghubung antara Bumi dengan bintang di kejauhan sana adalah cahaya atau gelombang elektromagetik. Cahaya tampak atau kasat mata hanyalah satu dari banyak jenis gelombang elektromagnetik. Baca selebihnya »

Sistem Optika Adaptif

Pengamatan astronomi dengan menggunakan teleskop optik landas Bumi memiliki kelemahan yaitu cahaya dari benda di antariksa mengalami gangguan akibat atmosfer yang terus bergerak (turbulensi) dalam perjalanannya menuju permukaan Bumi. Baca selebihnya »

Mikroba di Lokasi Mematikan

Kebanyakan makhluk hidup tinggal dan berkembang di lokasi yang normal, yaitu lokasi yang tidak terlalu panas atau terlalu dingin, tidak terlalu basa dengan pH (derajat keasaman) tinggi, atau terlalu asam dengan pH rendah, dengan pasokan oksigen cukup, berada di atas permukaan tanah atau di dalam tanah dan bukan di dalam batuan, terbebas dari radiasi yang mematikan serta lokasi yang bukan berlimpah kandungan garamnya. Baca selebihnya »

Meniru Alam dan Memanfaatkannya

Manusia mampu hidup hingga sekarang ini dikarenakan kemampuannya beradaptasi, meniru, memanipulasi dan memanfaatkan alam. Bukan sebaliknya, dengan melawan alam ( baca : hukum-hukum alam). Berikut tulisan lama, meskipun sederhana, patut di-upload untuk menjadi bahan renungan bahwa dengan melawan alam, kita akan segera punah. Baca selebihnya »

Pemanasan global,Topan dan bla-bla-bla…

Belakangan ini saya tertarik dengan “pemanasan global”. Lebih dari sekedar sebuah berita hangat, “pemanasan global” ini terasa dekat dengan masyarakat awam sekalipun. Semua dari kita sekarang ini merasakan “hari-hari yang semakin panas”, cuaca lokal yang berubah dengan–relatif– cepat, dan boleh jadi menjadikan tubuh tidak fit, karena lambat beradaptasi. (premis seperti ini masih perlu dikonfirmasi dengan data akurat) Baca selebihnya »

Habitable Zone dan Teknik Pengamatan

Daerah layak huni ( atau dikenal dengan “Habitable Zone”) merupakan lokasi yang diicar dalam upaya menemukan planet yang berpotensi menyimpan kehidupan. Sebagai pijakan dari penentuan habitable zone adalah Bumi kita ini. Seandainya Bumi berada dekat dengan Matahari,semisal di Merkurius, atau berada jauh dari Matahari,semisal di Yupiter, bisa dipastikan Bumi menjadi lokasi yang tidak ramah bagi kehidupan, karena terlalu panas dan terlalu dingin. Lokasi ideal bagi Bumi dalam sistem bintang seperti Matahari adalah di orbit sekarang,pada jarak 150 juta km. Baca selebihnya »

Bagaimana Menemukan Planet di Luar Tata Surya

Penemuan planet di luar Tata Surya pada Oktober 1995 di bintang 51 Pegasi oleh Michel Mayor dan Didier Queloz dari Observatoriun Jenewa, Swiss, memicu perlombaan perburuan planet lain, yang tak terbatas jumlahnya. Baca selebihnya »

Menaklukan Topan, Ah yang Benar Saja ?

Badai datang silih berganti. Sering kita tidak mengerti, apa yang telah dan sedang terjadi dengan Bumi ini. Ini adalah tulisan ‘refleksi’ :-) lebih dari setahun lalu.

Berhembus kabar dari Australia (3/1/2007) bahwa bibit siklon atau badai tropis yang telah membentuk pusaran angin di selatan Nusa Tenggara dan sebelah barat daya Sumatera (keduanya di Samudera Indonesia) mulai menghilang. Baca selebihnya »

Wawancara : Memperkirakan Jumlah Planet Yang Memiliki Kehidupan

Untuk melengkapi artikel mengenai pencarian planet seperti Bumi, berikut saya copy paste wawancara dengan Franck Selsis, pakar astrofisika dengan spesialisasi kajian atmosfer planet.

Dalam wawancara oleh Astrobiology Magazine berikut, permasalahan di dalam menentukan apakah sebuah planet ( mirip Bumi ) memiliki kehidupan atau tidak. Meskipun begitu, melalui misi peluncuran berbagai teleskop landas layang mendatang–seperti Darwin dan Kepler–akan semakin banyak ditemukan planet seperti Bumi di alam semesta ini. Baca selebihnya »

atom berelektron banyak

kelemhan teori atom bohr tidak dapat menjlskan struktur halus.jika di amati slh satu garis spektrum,teryata garis ini terdiri dari atas bbrp gris msng2 yg di pishkan olh bhan dan prpnjgan elektron yg sangat kecl.atau atom2 yang bisa mglinligi proton dan elektron dan teor ini di kemkkakan oleh ruthr ford.

Rabu, 22 Juli 2009

planet bumi

Pengelolaan Air Menjadi Masalah Dunia

Pada 22 Maret lalu, dunia memperingati Hari Air Sedunia (The World Water Day). Hari Air Sedunia (HAS) dideklarasikan pada 22 Maret 1992 dalam United Nations Conference on Environment and Development (UNCED) yang diselenggarakan di Rio de Janeiro, dikenal sebagai Earth Summit. Sejak 1993 HAS secara rutin diperingati oleh negara-negara anggota PBB dengan mengambil tema khusus.

Pada 2009 ini tema yang ditetapkan adalah transboundary water cooperation (Kerjasama Pengelolaan Air Lintas Batas), dengan slogan: shared waters, shared opportunities (Berbagi Air, Berbagi Kesempatan). Setahun lalu, tema yang diangkat mengenai sanitasi, dan ditetapkan sebagai Tahun Sanitasi Internasional. Baca selebihnya »

Tabrakan Satelit dan Sampah Antariksa

Inilah peristiwa yang pertama kali terjadi dalam sejarah teknologi ruang angkasa, tabrakan dua satelit di ketinggian 790 km!

Diberitakan pada tengah malam 10 Februari lalu, satelit komunikasi Iridium 33 dengan berat 560 kg milik Amerika Serikat yang melayani telepon satelit menabrak satelit yang sudah tidak terpakai milik Rusia, Cosmos 2251 dengan berat 900 kg. Versi lain menyebutkan bahwa satelit Rusia-lah penyebab tabrakan. Dikarenakan, Cosmos 2251 yang diluncurkan pada 1993, hanyalah seonggok besi tanpa “tuan” yang bergerak tanpa kendali, menabrak apa saja di depannya, termasuk Iridium 33 . Setelahnya, ribuan keping satelit terbentuk, dan menyebar, menambah jumlah sampah di orbit Bumi. Baca selebihnya »

Rokok, Kemiskinan dan Ruang Dialog

Fatwa Haram Majelis Ulama Indonesia terhadap penggunaan rokok mendapat tanggapan beragam dari masyarakat dan ulama, antara pro dan kontra. Pemerintah sendiri (seperti pemda Kabupaten Bondowoso ) menghimbau supaya MUI lebih berpikir panjang dan komprehensif dalam memutuskan fatwa haram rokok tersebut, meskipun fatwa haram tersebut untuk ibu hami, anak-anak dan aktifitas merokok di tempat umum. Di Jawa Timur sendiri, sikap NU terbagi dalam 2 kelompok, mendukung dan menolak. Kak Seto dari Komnas Anak mendukung fatwa ini.(Surya, 26/1) Baca selebihnya »

Mercalli Menentukan Kekuatan Gempa secara Kualitatif

Bila terjadi gempa bagaimana cara kita menentukan kekuatannya bila tidak ada alat ukur atau pencatat gempa seperti seismograf ? Pengamatan kita-lah yang menjadi ukuran besarnya gempa. Pengamatan kualitatif bersifat subyektif ini didasarkan pada tingkat kerusakan akibat gempa terhadap lingkungan sekitar pusat gempa di permukaan Bumi (Episentrum). Baca selebihnya »

Akhir Riwayat Bintang

Bintang yang terbentuk di sekitar black hole

Bintang yang terbentuk di sekitar black hole

Lama….tidak menulis. :D

Pandanglah langit malam. Di antara ribuan kerlip bintang yang terlihat ternyata memiliki banyak ragam warna, biru, merah, putih, dan kuning. Dibandingkan usia manusia yang pendek, batas usia bintang sangatlah lama, dalam orde milyaran tahun. Berbeda dengan perkembangan manusia dari mulai bayi yaitu beranjak remaja, dewasa, tua dan mati. Akhir riwayat bintang ternyata berbeda-beda. Apa saja yah….. Baca selebihnya »

Semua Serba Terlambat dan (Ternyata) Saling Berhubungan

Dimuat di harian Surya 26 Desember 2009 “Kegelisahan” yang ingin disampaikan disini adalah bahwa ternyata antara ranah metafisika dan fisika memiliki kemungkinan untuk “bertemu”.

Kelahiran Yesus Kristus lebih dari 2008 tahun lampau ditandai dengan keberadaan bintang Bethlehem.Muncul berbagai versi “apa sebenarnya” bintang Bethlehem itu ?. Seperti tertulis dalam Injil Matius 2 : 1-2, bintang Bethlehem terbit di ufuk timur telah diamati dan ditafsirkan oleh orang Majusi,yang mendiami wilayah timur Yerussalem, sesuai dengan astrologi waktu itu. Baca selebihnya »

Tidak Semua Cahaya tiba di permukaan Bumi

Satu-satunya penghubung antara Bumi dengan bintang di kejauhan sana adalah cahaya atau gelombang elektromagetik. Cahaya tampak atau kasat mata hanyalah satu dari banyak jenis gelombang elektromagnetik. Baca selebihnya »

Sistem Optika Adaptif

Pengamatan astronomi dengan menggunakan teleskop optik landas Bumi memiliki kelemahan yaitu cahaya dari benda di antariksa mengalami gangguan akibat atmosfer yang terus bergerak (turbulensi) dalam perjalanannya menuju permukaan Bumi. Baca selebihnya »

Mikroba di Lokasi Mematikan

Kebanyakan makhluk hidup tinggal dan berkembang di lokasi yang normal, yaitu lokasi yang tidak terlalu panas atau terlalu dingin, tidak terlalu basa dengan pH (derajat keasaman) tinggi, atau terlalu asam dengan pH rendah, dengan pasokan oksigen cukup, berada di atas permukaan tanah atau di dalam tanah dan bukan di dalam batuan, terbebas dari radiasi yang mematikan serta lokasi yang bukan berlimpah kandungan garamnya. Baca selebihnya »

Meniru Alam dan Memanfaatkannya

Manusia mampu hidup hingga sekarang ini dikarenakan kemampuannya beradaptasi, meniru, memanipulasi dan memanfaatkan alam. Bukan sebaliknya, dengan melawan alam ( baca : hukum-hukum alam). Berikut tulisan lama, meskipun sederhana, patut di-upload untuk menjadi bahan renungan bahwa dengan melawan alam, kita akan segera punah. Baca selebihnya »

Pemanasan global,Topan dan bla-bla-bla…

Belakangan ini saya tertarik dengan “pemanasan global”. Lebih dari sekedar sebuah berita hangat, “pemanasan global” ini terasa dekat dengan masyarakat awam sekalipun. Semua dari kita sekarang ini merasakan “hari-hari yang semakin panas”, cuaca lokal yang berubah dengan–relatif– cepat, dan boleh jadi menjadikan tubuh tidak fit, karena lambat beradaptasi. (premis seperti ini masih perlu dikonfirmasi dengan data akurat) Baca selebihnya »

Habitable Zone dan Teknik Pengamatan

Daerah layak huni ( atau dikenal dengan “Habitable Zone”) merupakan lokasi yang diicar dalam upaya menemukan planet yang berpotensi menyimpan kehidupan. Sebagai pijakan dari penentuan habitable zone adalah Bumi kita ini. Seandainya Bumi berada dekat dengan Matahari,semisal di Merkurius, atau berada jauh dari Matahari,semisal di Yupiter, bisa dipastikan Bumi menjadi lokasi yang tidak ramah bagi kehidupan, karena terlalu panas dan terlalu dingin. Lokasi ideal bagi Bumi dalam sistem bintang seperti Matahari adalah di orbit sekarang,pada jarak 150 juta km. Baca selebihnya »

Bagaimana Menemukan Planet di Luar Tata Surya

Penemuan planet di luar Tata Surya pada Oktober 1995 di bintang 51 Pegasi oleh Michel Mayor dan Didier Queloz dari Observatoriun Jenewa, Swiss, memicu perlombaan perburuan planet lain, yang tak terbatas jumlahnya. Baca selebihnya »

Menaklukan Topan, Ah yang Benar Saja ?

Badai datang silih berganti. Sering kita tidak mengerti, apa yang telah dan sedang terjadi dengan Bumi ini. Ini adalah tulisan ‘refleksi’ :-) lebih dari setahun lalu.

Berhembus kabar dari Australia (3/1/2007) bahwa bibit siklon atau badai tropis yang telah membentuk pusaran angin di selatan Nusa Tenggara dan sebelah barat daya Sumatera (keduanya di Samudera Indonesia) mulai menghilang. Baca selebihnya »

Wawancara : Memperkirakan Jumlah Planet Yang Memiliki Kehidupan

Untuk melengkapi artikel mengenai pencarian planet seperti Bumi, berikut saya copy paste wawancara dengan Franck Selsis, pakar astrofisika dengan spesialisasi kajian atmosfer planet.

Dalam wawancara oleh Astrobiology Magazine berikut, permasalahan di dalam menentukan apakah sebuah planet ( mirip Bumi ) memiliki kehidupan atau tidak. Meskipun begitu, melalui misi peluncuran berbagai teleskop landas layang mendatang–seperti Darwin dan Kepler–akan semakin banyak ditemukan planet seperti Bumi di alam semesta ini. Baca selebihnya »